CSE

Loading

C BOX




My Players Music

Sabtu, 11 Januari 2014

UAS Komputer 2013 Vitamin A Tingkat IA

PENGGUNAAN KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI SECARA AMAN

PENGGUNAAN KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI SECARA AMAN

Suplementasi Vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau lebih rendah) yang dilakukan secara berkala kepada anak, dimaksudkan untuk menghimpun cadangan Vitamin A delam hati, agar tidak terjadi kekurangan vitamin A dan akibat buruk yang ditimbulkannya, seperti xeroptalmia, kebutaan dan kematian. Cadangan vitamin A dalam hati ini dapat digunakan sewaktu-waktu bila diperlukan.
Pemberian kapsul vitamin A 200.000 SI kepada anak usia 1-5 tahun dapat emberi perlindungan selama 6 bulan, tergantung berapa banyak vitamin A dari makanan sehari-hari dikonsumsi oleh anak dan penggunaannya dalam tubuh.
TANYA JAWAB TENTANG HIPERVITAMINOSIS VITAMIN A
1.a. Apakah kapsul vitamin A 200.000 SI berbahaya bila diberikan kepada anak umur 1 tahun yang telah cukup mengkonsumsi makanan-makanan sumber vitamin A ?
Tidak. Pada anak-anak, dosis tunggal vitamin A 200.000 SI masih dibawah maksimum daya simpan hati. Kira-kira 50 % dari dosis yang akan disimpan dalam tubuh anak.
1.b Apakah pemberian itu justru akan menolong?
Ya, untuk mencegah kekurangan vitamin A dan akibat-akibatnya termasuk xeroftalmia dan meningkatnya kemaian, sekiranya masukan suplai vitamin A melalui makanan menurun oleh karena berkurangnya nafsu makan, karena sakit. Setelah beberapa waktu menderita kekurangan vitamin A dan/atau menderita penyakit infeksi, cadangan vitamin A yang ada dalam hati cepat sekali terkuras
2.a. Jika seorang anak umur 1 tahun telapak tangannya kekuning-kuningan apakah ini tanda kebanyakan karoten ?
Hal itu merupakan suatu kemungkinan, tetapi sangat jarang terjadi, bahwa pada umur tersebut seorang anak dapat/akan mengkonsumsi karoten dalam jumlah yang dapat menyebabkan perubahan warna kulit.
2. Apakah kapsul vitamin A dosis 200.000 SI membahayakan?
Tidak. Suplemen kapsul vitamin A dosis tunggal 200.000 SI tidak akan membahayakan, meskipun konsumsi karoten anak tersebut telah tinggi. Hypervitaminosis tidak disebabkan karena kebanyakan konsumsi karotenoid, terutama sekali karena rendahnya tingkat konversi karotenoid menjadi vitamin A.
Catatan :
Ada berbagai bentuk vitamin A. Bentuk jadi vitamin A (retinol) terdapat pada mamalia dan ikan. Karotenoid adalah bentuk provitamin A yang terdapat dalam sayur-sayuran daun berwarna hijau tua dan beberapa buah-buahab berwarna, yang didalam didinding usus diubah menjadi vitamin A aktif. Karotenoid tidak toksis tetapi dapat mewarnai jaringan lemak dan menyebabkan kulit berwarna kekuning-kuningan apabila dikonsumsi dalam dosis yang sangat besar dan dalam jangka waktu yang lama.
3. Apakah kapsul vitamin A 200.000 SI berbahaya bagi anak umur 1 tahun yang menderita penyakit kuning (jaundice)?
Tidak. Kapsul vitamin A 200.000 SI tidak membahayakan anak umur 1 tahun yang menderita penyakit kuning. Penyakit kuning disebabkan karena kerusakan sel-sel darah merah dalam jumlah yang berlebihan, peradangan hati dan/atau penyumbatan dalam hati. Pada semua tipe penyakit kuning, pengobatan harus ditujukan kepada penyebabnya, bukan pada gejalanya. Suplementasi vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, dianjurkan.
4. Apa yang akan terjadi bila bayi umur 6 bulan mendapat vitamin A 200.000 SI ?
Bayi umur dibawah 6 yang mendapat dosis tunggal lebih dari 100.000 SI mungkin akan mengalami penonjolan ubun-ubun (bagian lunak pada kepala bayi). Tetapi keadaan ini hanya terjadi pada sebagian kecil bayi (<1%). Penonjolan ini akan membantu menghilangkan tekanan intrakranial yang hanya sedikit meningkat. Tanda-tanda ini hanya sementara dan hilang dalam waktu 2 hari. Jika anak mengkonsumsi vitamin A dosis lebih dari 200.000 SI, maka anak akan merasa agak mual, muntah atau sakit kepala. Hasil ini terjadi pada 5-20 % anak-anak yang mendapat 300.000 SI – 400.000 SI sekali minum. Dosis yang lebih besar dalam jangka waktu yang lebih sering dapat menimbulkan efek samping dan harus dihindari
5. Pemberian vitamin A dosis 50.000 IU kepada bayi umur 6 minggu katanya dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat disembuhkan. Apakah betul ?
Pedoman WHO (“Field guide to the detection and control of Xerophthalmia, WHO, 1982”) menganjurkan agar anak-anak diberi vitamin A 50.000 IU pada saat lahir (atau 25.000 IU pada kunjungan EPI (kontak imunisasi), yaitu 4 kali dalam umur 6 bulan pertama) untuk mencegah kekurangan vitamin A dan meningkatkan cadangan vitamin A dalam hati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian vitamin A 50.000 IU dosis tunggal kepada anak -anak di bawah umur 1 bulan tidak menunjukkan, bahwa efek samping. Khususnya, data yang diperoleh dari ribuan anak-anak di Nepal menunjukkan bahwa neonatus (umur < 1 bulan) tahan terhadap dosis tunggal 50.000 IU tanpa tanda-tanda terjadi efek kelebihan. Hanya sedikit sekali dari bayi-bayi usia 1-5 bulan yang mendapat dua kali jumlah ini (100.000 IU sebagai dosis tunggal) yang menunjukkan sedikit penonjolan ubun-ubun (+0.5 %) dan muntah-muntah (+2.0 %). Efek samping terjadi hanya untuk sementara.
6. Apakah bayi dapat mengalami kelebihan vitamin dari ASI, sekiranya ibunya mengkonsumsi terlalu banyak vitamin A ?
Tidak. Telah dibuktikan bahwa ibu menyusui serta bayinya akan memperoleh keuntungan jika ibu mendapat vitamin A oral 200.000 IU dosis tunggal segera setelah melahirkan (dalam waktu 1 bulan/masa nifas) Ini akan menjamin jumlah vitamin A yang cukup dalam ASI untuk membantu memenuhi kebutuhan anak. Jumlah vitamin A dalam ASI tidak akan mencapai kadar yang membahayakan bagi bayi, betapa banyakpun bayi itu disusui. Karena itu kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000) IU harus diberikan kepada ibu nifas.
Catatan
Meskipun konsumsi dan kadar serum vitamin A dari ibu cukup, konsentrasi vitamin A (retinol dan karoten) dalam ASI akan menurun setelah beberapa lama menyusui dan penurunan terbesar terjadi pada awal masa laktasi.
7. Jika ibu hamil mengkonsumsi terlalu banyak vitamin A, apakah ada resiko terhadap janinnya?
Ada kemungkinan terjadi resiko pada janin, bila si ibu mengkonsumsi vitamin A dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada trimester pertama. Hasil percobaan binatang menunjukkan terjadi cacat bawaan, baik akibat hipovitaminosis maupun hipervitaminosis A selama kehamilan; tetapi pada manusia hasil tersebut secara statistik tidak bermakna.
Meskipun demikian, mengingat adanya data tentang akibat tersebut diatas, baik pada manusia maupun hewan, bagi wanita-wanita usia subur yang mungkin sedang hamil (misalnya bila telah lebih 6 bulan setelah kelahiran bayi terakhir), sebaiknya hanya mengkonsumsi vitamin A dengan kadar yang secukupnya saja.
8. Apakah vitamin A aman diberikan kepada wanita hamil?
Vitamin A dosis tinggi tidak dianjurkan untuk diberikan kepada wanita hamil. Untuk menjaga kesehatan dapat diberikan dosis kecil, yaitu yang tidak melebihi 10.000 IU per hari.
9. Bagaimana dengan wanita hamil yang menderita bercak Bitot atau gejala lain dari xeroftalmia?
Jika wanita hamil menderita rabun senja atau bercak Bitot, ia harus mendapat vitamin A oral 10.000 IU tiap hari paling sedikit selama 2 minggu.
Bila terjadi xeroftalmia dengan lesi kornea yang aktif pada wanita usia subur atau pada wanita yang mungkin sedang hamil, harus dipertimbangkan antara resiko yang mungkin terjadi pada bayi akibat vitamin A dosis tinggi, dan akibat serius kekurangan vitamin A pada ibu bila ibu tidak mendapat vitamin A dosis tinggi. Menurut WHO, UNICEF dan IVACG, adalah beralasan bahwa dalam keadaan seperti ini ibu segera diberi vitamin A 200.000 IU
10. Sebagai seorang dokter dan pengelola program vitamin A, apa yang harus diketahui tentang frekuensi suplementasi vitamin A/distribusi?
Setiap anak yang membutuhkan vitamin A harus mendapat vitamin A. Ini termasuk juga anak-anak dalam masa pertumbuhan yang seharusnya mendapat vitamin A setiap 6 bulan sekali. Perlu ditambahkan, ini juga termasuk anak-anak yang beresiko tinggi, misalnya terhadap diare yang kronis, campak dan lain-lain. Sebagai contoh, seorang anak yang menderita campak dan telah mendapatkan vitamin A dosis 200.000 IU bulan yang lalu harus mendapatkan tambahan 1 kapsul vitamin A 200.000 IU dan bila perlu diberikan 1 kapsul lagi hari berikutnya. Hal ini akan meningkatkan proses penyembuhan anak dan mencegah kekurangan vitamin A serta komplikasinya.
11. Kapan “hipervitaminosis” atau kelebihan vitamin A dapat terjadi ?
Hipervitaminosis akut
Jika anak umur 1-5 tahun menkonsumsi lebih dari 300.000 IU dosis tunggal, maka mungkin akan menderita mual, sakit kepala dan anoreksia
Hipervitaminosis kronis
Bayi dan anak usia muda dapat menderita hipervitaminosis kronis, jika mereka megkonsumsi lebih dari 25.000 IU tiap hari selama lebih dari 3 bulan baik yang berasal dari makanan maupun dari pemberian suplemen vitamin.
12. Bagaimana tanda-tanda atau gejala-gejala hipervitaminosis vitamin A?
Hipervitaminosis vitamin A
Suatu kondisi dimana kadar vitamin A dalam darah atau jaringan tubuh begitu tinggi sehingga menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang tidak diinginkan
Hipervitaminosis akut
Disebabkan karena pemberian dosis tunggal vitamin A yang sangat besar, atau pemberian berulang dosis tunggal yang lebih kecil tetapi masih termasuk dosis besar karena dikonsumsi dalam periode 1-2 hari.
Hipervitaminosis A akut
Pada bayi dan anak-anak biasanya terjadi dalam waktu 24 jam. Pada beberapa anak, mengkonsumsi dosis 300.000 IU atau lebih dapat menyebabkan mual, muntah dan sakit kepala. Penonjolan ubun-ubun dapat terjadi pada bayi umur kurang dari 1 tahun yang mengkonsumsi dosis yang sangat besar. tetapi ini ringan dan akan hilang seketika dalam waktu 1-2 hari. Pengobatannya adalah menghentikan suplementasi vitamin A dan pengobatan simptomatis.
Hipervitaminosis kronis
Disebabkan karena mengkonsumsi dosis tinggi yang berulang-ulang dalam waktu beberapa bulan atau beberapa tahun. Keadaan ini biasanya hanya terjadi pada orang dewasa yang mengatur pengobatannya sendiri.
Hipervitaminosis A kronis
Pada anak-anak usia muda dan bayi biasanya menyebabkan anoreksia (tidak nafsu makan), kulit kering, gatal dan kemerahan, peningkatan tekanan intra-kranial, bibir pecah-pecah, tungkai dan lengan lemah dan membengkak. Pengobatannya adalah menghentikan suplementasi vitamin A dan pengobatan simptomatis. Disamping itu hendaknya terhadap kemungkinan penyakit lain yang dapat merupakan penyebabnya.
13. Jika seseorang mengkonsumsi vitamin A dosis tinggi yang melebihi 200.000 IU, apa yang terjadi pada vitamin A yang berlebih tersebut dalam tubuh?
Sebagian besar dari vitamin A yang berlebih tersebut dalam bentuk yang tidak berubah akan dikeluarkan melalui air seni dan tinja, selebihnya disimpan dalam hati.
Dalam kasus-kasus khusus (jarang terjadi), pemberian vitamin A jangka panjang akan menyebabkan simpanan dalam hati menjadi jenuh, kadar vitamin A dalam hati dan darah akan tetap tinggi sampai tubuh menggunakan kelebihan vitamin A tersebut.
14. Apakah akan terjadi kerusakan hati yang permanen akibat vitamin A dosis tinggi?
Dengan dosis yang sangat tinggi lebih dari berbulan-bulan atau bertahun-tahun, hati dapat membesar dan berlemak. Namun demikian, hati akan kembali normal, begitu suplementasi vitamin A yang berlebihan tersebut dihentikan.
15. Berapa banyak kapsul vitamin A 200.000 IU yang ditelan sekaligus, yang dianggap toksis untuk anak umur 1 tahun yang “intake” vitamin A-nya cukup; dan untuk yang kekurangan vitamin A?
Anak umur 1 tahun tidak diberi dalam bentuk kapsul, kapsul harus dipotong dan dipencet hingga semua isinya masuk dalam mulut anak. Dengan demikian untuk menelan beberapa kapsul sekaligus tampaknya tidak akan terjadi. Pemberian isi dua kapsul sekaligus dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini tidak serius dan hanya bersifat sementara, baik pada anak yang kekurangan vitamin A maupun yang tidak. Namun demikan harus diusahakan agar tidak sampai memberikan 2 kapsul sekaligus.
16. Bagaimana jika umur 1 tahun menerima 2 kapsul vitamin A 200.000 IU dalam satu bulan atau dalam 24 jam?
Anak tidak akan menderita efek samping jika mendapat 2 kapsul dalam satu bulan (lihat no. 15 diatas). Anak-anak dengan xeroftalmia perlu 1 kapsul pada hari pertama dan 1 kapsul lagi pada hari kedua, dan 4 minggu kemudian 1 kapsul lagi. Anak-anak dengan campak perlu segera diberikan 1 kapsul 200.000 IU.
Jika anak mendapat 2 dosis dari 200.000 IU dalam 24 jam, anak mungkin menderita pusing, mual dan muntah. Tetapi ini akan hilang dalam 1 sampai 2 hari.
17. Bagaimana bila anak umur satu tahun menelan 10 kapsul sekaligus ?
Vitamin A 2.000.000 IU merupakan penyebab hipervitaminosis akut dan akan menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, muntah dan anoreksia (tidak nafsu makan) yang berat. Hal ini tampaknya dalam prakteknya (pelaksanaannya) tidak akan terjadi. Ingat, kebanyakan anak umur ini tidak mengkonsumsi dalam bentuk kapsul; dan keluarga juga tidak menyimpan/mempunyai persediaan kapsul dalam jumlah besar yang mungkin dapat diambil anak
18. Berapa lama tanda-tanda atau gejala-gejala ini akan hilang setelah konsumsi vitamin A diberhentikan ?
Akut: Gejala-gejala biasanya sementara dan akan hilang dalam waktu 2 hari
Kronis: Masalah yang tampak sebagian besar akan hilang dalam waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan
19. Saya seorang perawat, kalau saya menemui kasus dengan gejala kemungkinan (dugaan) hipervitaminosis vitamin A, bagaimana saya mengatasinya ?
Kemungkinan beasr anda tidak akan melihat kasus kelebihan dosis vitamin A. Akan tetapi kalau anda menemui kasus ini, hentikan saja pemberian vitamin A. Gejala-gejala hipervitaminosis vitamin A akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 1-4 hari. Jika fasilitas memungkinkan, sebaiknya dirujuk ke Puskesmas dan dilaporkan.
20. Apakah ada resiko keracunan akibat vitamin A yang telah kadaluarsa dan apakah ada resiko pada anak jika mengkonsumsi vitamin A yang telah kadaluarsa ?
Tanda kadaluarsa produk khusus dari vitamin A yang tercantum pada kemasan menentukan akhir masa simpan dari produk tersebut (“shelf life”). Masa simpan suatu produk menyangkut periode yang telah ditentukan, dalam kondisi penyimpanan yang baik, 90 % dari potensi vitamin A yang ditetapkan masih dapat dijamin.
Idealnya kapsul vitamin A disimpan dalam suhu rendah, misalnya <15°C atau <59°F, dalam wadah yang efektif dapat mencegah terkena sinar matahari (berwarna gelap), oksigen, kelembaban, bahan-bahan oksidasi dan logam-logam.
Kapsul yang telah kadaluarsa tidak membahayakan. Akan tetapi, vitamin dalam kapsul tersebut mungkin telah berkurang dibawah nilai yang telah ditetapkan, yaitu 90%, tergantung cara penyimpanannya, sehingga tidak lagi efektif seperti yang diharapkan.
Kapsul vitamin A yang telah disimpan lebih dari 2,5 tahun pada suhu 23°C (73,4°F) dalam wadah berwarna gelap yang tertutup masih mengandung > 90% potensi semula. Pada suhu yang lebih tinggi potensi kapsul akan lebih banyak berkurang. Tak ada resiko bila mengkonsumsi kapsul yang telah lama. Akan tetapi dengan berlalunya waktu, kadar vitamin A akan makin berkurang, sehingga menjadi kurang efektif.
21. Bagaimana kita dapat menentukan kapan botol yang berisi kapsul yang telah kadaluarsa harus dibuang?
Jika dijumpai perubahan fisik pada kapsul vitamin A seperti berjamur, lembik atau saling melengket dan sulit dipisahkan satu sama lain, walaupun belum kadaluarsa sebaiknya tidak digunakan.
Jika anda mempunyai suplai kapsul vitamin A dalam botol dengan jumlah yang besar, yang sudah 1 atau 2 tahun lebih dari tanggal kadaluarsa, sebaiknya dilakukan pemeriksaan laboratorium tentang kadar retinolnya. Ini dibenarkan jika menyangkut jumlah kapsul yang besar karena biaya analisa untuk satu kapsul sama mahalnya dengan harga 3000 kapsul. Karena itu keputusan untuk melakukan analisa potensi hanya dapat dilakukan ditingkat kabupaten/propinsi/pusat.
Akan tetapi, jika tidak dilakukan pemeriksaan kadar vitamin A, maka kapsul yang dibagikan tersebut potensinya mungkin telah berkurang meskipun masih efektif untuk mencegah xeroftalmia (walaupun untuk jangka waktu yang lebih pendek)
22. Apakah pernah terjadi kematian yang secara ilmiah ternyata disebabkan karena terlalu banyak vitamin A?
Belum pernah dilaporkan terdapatnya kasus kematian akibat keracunan vitamin A pada manusia. Perlu diingat bahwa kekurangan vitamin A justru merupakan faktor besar dalam kematian anak, yang dapat dengan mudah diatasi dengan pemberian satu kapsul vitamin A dosis tinggi tiap 6 bulan sekali pada anak usia 1 - 5 tahun
untuk melihat info lebih lanjut
download disini kegunaan vitamin A

Jurnal D-III GIZI IA ASIH

PENDAHULUAN
Malnutrisi yaitu gizi buruk atau Kurang
Energi Protein (KEP) dan defisiensi
mikronutrien merupakan masalah yang
membutuhkan perhatian khusus terutama di
negara"negara berkembang, yang merupakan
faktor risiko penting terjadinya kesakitan dan
kematian pada ibu hamil dan balita
1
. Di
Indonesia KEP dan defisiensi mikronutrien
juga menjadi masalah kesehatan penting dan
darurat di masyarakat terutama anak balita
2
.
Kasus kematian balita akibat gizi buruk kembali
berulang, terjadi secara masif dengan wilayah
sebaran yang hampir merata di seluruh tanah air.
Sejauh pemantauan yang telah dilakukan temuan
kasus tersebut terjadi setelah anak"anak
mengalami fase kritis. Sementara itu, perawatan
intensif baru dilakukan setelah anak"anak itu
benar"benar tidak berdaya. Berarti sebelum
anak"anak itu memasuki fase kritis, perhatian
terhadap hak hidup dan kepentingan terbaiknya
terabaikan.
Untuk melihat Versi Lengkapnya 
silahkan...

Selasa, 07 Januari 2014

Senin, 06 Januari 2014

Tugas Jurnal Gizi pdf

PEMANFAATAN WORTEL (
Daucus carota
) DALAM PEMBUATAN
MIE BASAH SERTA ANALISA MUTU
FISIK DAN MUTU GIZINYA
Zuraidah Nasution, Tiarlin
ce Bakkara, Mincu Manalu
Abstrak
Dalam upaya penanggulangan masalah gizi utama di Indonesia, khususnya masalah kekurangan
vitamin A (KVA), salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan menyediakan bahan
pangan yang mengandung kadar vitamin A yang tinggi, disukai oleh masyarakat, serta harga yang
terjangkau. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi
wortel (
Daucus carota
) dalam pemanfaatannya pada pembuatan mie basah. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menilai mutu fisik (meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa) dan
mutu gizi mie basah wortel.
Jenis penelitian yang digunakan adalah “Experimental Design” dengan perlakuan penambahan
jumlah wortel yang berbeda pada 3 (tiga) perlakuan masing-masing 40 gram, 50 gram, dan 60
gram serta menggunakan kontrol mie basah tanpa penambahan wortel. Pengumpulan data mutu
fisik mie basah wortel dilakukan melalui organoleptik oleh 20 (dua puluh) orang panelis terlatih.
Sedangkan data mutu gizi diperoleh dengan analisa kadar proksimat mie basah dengan metode
HPLC serta program “Nutry Survey” pada
software
komputer.
Analisa data untuk mutu fisik dilakukan dengan ANOVA pada taraf signifikansi 5%, yang
diteruskan dengan uji beda Duncan pada taraf sign
ifikansi 5%. Sedangkan data mutu gizi dianalisa
secara deskriptif setelah dibandingkan dengan mutu
gizi mie basah tanpa
wortel (kontrol) serta
mutu gizi mie basah yang terdapat pada Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mie basah wortel mempunyai mutu fisik yang baik (pada taraf
disukai).
Perlakuan yang paling disukai adalah mie basah dengan penambahan wortel 50 gram. Mutu gizi
mie basah wortel juga lebih baik karena mengandung zat gizi yang lebih tinggi khususnya vitamin
A dibandingkan dengan mie basah tanpa wortel (kontrol) dan mie basah pada DKBM.
Selanjutnya, dari penelitian ini disarankan agar dalam pembuatan mie basah, dapat mensubstitusi
sebagian tepung terigu sebagai bahan baku dengan wortel sebanyak 50 gram.
Kata kunci:
Wortel, Mie basah
Untuk melihat lebih lanjut download disini

Selasa, 31 Desember 2013

Laporan Praktikum Ilmu Pangan Dasar



LAPORAN ILMU PANGAN DASAR
Pemilihan Bahan Pangan dan Hasil Olah Berdasarkan Standar Mutu Umbi-umbian

                                                                          
Oleh :
GOL. 10
KELAS I A
1.     ASIH RAMABETTRI ( NIM. 132110107 )
2.     MENTARI ADESTYA NINGSIH (NIM. 132110124)


KEMENTRIAN KESEHATAN
JURUSAN GIZI POLTEKKES PADANG
2013
LAPORAN PRATIKUM ILMU PANGAN DASAR
Judul pratikum           : Pemilihan Bahan Pangan dan Hasil Olah Berdasarkan Standar Mutu Umbi-umbian
 Topik Pratikum          : Talas
         Praktek ke / Gol          : 6 / 10
         Hari / tanggal             : Selasa / 8 Oktober 2013
         Tujuan Pratikum        :
1.             Mahasiswa mampu menentukan persamaan dan perbedaan masing-masing jenis umbi-umbian berdasarkan ciri-ciri yang ada.
2.             Mahasiswa mampu menentukan persamaan dan perbedaan hasil olah umbi-umbian berdasarkan ciri yang ada.
3.             Mahasiswa mampu menentukan berbagai jenis umbi-umbian dan hasil olahnya.
  Tinjauan pustaka       :
                   Umbi–umbian dibedakan berdasarkan asalnya yaitu umbi akar dan umbi batang. Umbi akar atau   batang sebenarnya merupakan bagian akar atau batangyang digunakan sebagai tempat menyimpan makanan cadangan. Yang termasuk umbi akar misalnya umbi kayu dan bengkuang, sedangkan ubi jalar, kentang dan gadung merupakan umbi batang.
Indonesia sebagai salah satu pusat keaneka ragaman hayati di dunia, memiliki banyak tanaman pangan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan lebih optimal. Diantaranya adalah umbi–umbian yang berpotensi sebagai sumber karbohidrat. Umbi–umbian yang layak dikembangkan sebagai lahan pangan adalah kimpul, garut, ubi ganyong dan ubi jalar.
                   Umbi–umbian selain sebagai sumber karbohidrat juga merupakan sumber cita rasa dan aroma karena mengandung aleoresin.

                   Komponen zat gizi tertinggi pada umbi–umbian adalah karbohidrat, biasanya dalam bentuk pati. Seringkali umbi–umbian juga mengandung racun dan minyak asitri.
Komponen fisik ubi kayu terdiri dari kulit, biasanya terdapat 2 lapis kulit yaitu kulit kulit luar dan kulit dalam Kemudian diikuti oleh daging ubi kayu yang terdiri dari lapisan cambium dan daging umbi. Warna daging umbi kayu putih, kuning atau gading dan umbi tersebut ada yang manis dan ada yang pahit.
                                                       
                   Ubi kayu termasuk umbi bakar yang mengandung cadangan enersi dalam bentuk karbohidrat (amylum). Tanaman ubi kayu dapat dikomsumsi umbinya dan daunnya. Umbi singkong mengandung sedikit protein, tetapi daunnya mengandung protein cukup tinggi, sehingga bila dimasak dengan masakan daunnya, akan terdapat akar yang cukup baik. Daun ubi kayu juga mengandung banyak karoten, sehingga merupakan sumber vitamin A yang baik. Kadar zat–zat gizi di dalam gaplek lebih tinggi dibandingkan dengan singkong basah, karena dihilangkannya berat air. Vitamin A tidak terdapat dalam singkong basah maupun di dalam gaplek. Vitamin C masih terdapat di dalam umbi singkong basah, tetapi prosese membuat gaplek menyebabkan kadar vitamin C di dalam hasil olahnya menjadi nihil.

                   Ubi jalar yang belum dipanen dan masih melekat pada pohonnya, tidak dapat bertahan lama seperti singkong, mudah menjadi busuk atau mudah dimakan hama (burik, kulanas). Tetapi bila dipanen ubi jalar lebih tahan lama untuk disimpan, dibandingkan dengan singkong. Kelemahan dari bahan pokok nonberas adalah daya simpangnya pendek karena kadar airnya cukup tinggi (60-80%). Oleh karena itu, upaya penurunan kadar air perlu dilakukan untuk memperpanjang daya awetnya. Ubi jalar dapat diolah menjadi produk setengah jadi, seperti chi (sawut kering), tepung dan pati.
  Bahan                        :  Talas
              
        Alat                           :
§  Timbangan
§   Jangka sorong
§  Pisau
§  Panci
§  Talenan
        Prosedur Pratikum    :
1.             Gambar bentuk utuh masing-masing bahan untuk mengetahui bentuk 
2.             Ukur panjang, lebar dan diameter masing-masing bahan untuk mengetahui ukuran
3.             Timbang berat masing-masing untuk mengetahui kisaran berat kotor dan berat bersih, hitung BDD (Berat yang Dapat Dimakan). Kemudian timbang sebesar 100 gr dan nyatakan dalam URT (Ukuran Rumah Tangga).
4.             Catat warna kulit dan daging masing-masing umbi
5.             Amati perubahan warna yang terjadi setelah daging umbi diiris dan catat waktu sejak diiris sampai imbul warna coklat
6.             Catat warna, aroma dan kehalusan dari hasil olah umbi-umbian.
  Hasil Pratikum          :
Pengamatan Sifat Fisik dan Penentuan Mutu Umbi-Umbian dan Hasil Olahannya
Nama Bahan
Gambar Bentuk
Ukuran (cm)
Berat
P
L
D
Kotor
Bersih
Talas
Lonjong panjang
20
2.8
2.8
300 gram
220 gram

Warna
Waktu Perubahan Warna
kehalusan
aroma
Kulit
Daging
 Coklat
Muda
Putih   
09.35-10.05
Halus / lembut seratnya
Wangi bergetah talas




  Pembahasan              :
Talas atau talas bogor (Colocasia giganteum Hook., suku talas-talasan atau Araceae) merupakan tumbuhan penghasil umbi, populer ditanam terutama di wilayah Indonesia bagian barat. Talas mirip dengan taro namun menghasilkan umbi yang lebih besar.
Daun talas berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan sebagai pelindung kepala bila hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang menjadikannya kedap air karena air akan mengalir langsung meninggalkan permukaan daun. Daunnya juga sebagai pakan ikan gurame.
Umbi talas dapat diolah dengan dikukus, direbus, atau digoreng setelah dipotong-potong kecil. Daun talas dapat dipakai sebagai pembungkus. Daun talas juga dapat dimakan dan dijadikan pembungkus makanan yang dikenal sebagai buntil.
1.             Kandungan Gizi Talas
Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin.  Kandungan protein daun talas lebih tinggi dari umbinya. Pada talas bogor, talas semir dan talas bentul kandungan protein kasar berat kering daun adalah 4,24%-6,99% sedangkan pada umbinya sekitar 0,54%-3,55%. Rasa gatal di mulut setelah makan talas disebabkan oleh kristal-kristal kalsium oksalat. Kalsim oksalat hanya menyebabkan gatal-gatal tanpa gangguan lain. Zat tersebut dapat dikurang dengan pencucian banyak air.

2.             Manfaat Talas
Manfaat utama umbi talas adalah sebagai bahan pangan sumber karbohidrat. Bagian tanaman ini yang dapat dimakan yaitu umbi, tunas muda, dan batang daun (Purwono & Purnamawati, 2008). Selain itu, umbi talas juga banyak dibuat makanan ringan seperti keripik dan getuk talas (Purwono & Purnamawati, 2008).  

Menurut Danumiharja (1978) umbi, pelepah, dan daun talas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat, maupun pembungkus makanan, sedangkan daun, kulit dan ampas umbinya dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Selain dapat digunakan sebagai bahan pangan talas juga digunakan untuk minuman. Akar rimpangnya jika difermentasikan dan ditambah gula serta semacam jagung (Kaffir corn) dan air akan menjadi sejenis bir. Penggunaan talas sebagai obat tradisional adalah pembuatan bubur akar rimpang talas yang dipercaya sebagai obat encok. Selain itu cairan akar rimpang sebagai obat bisul, sementara getah daunnya sering digunakan untuk menghentikan pendarahan karena luka dan sebagai obat untuk bengkak. Pelepah dan tangkai daun yang dipanggang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi gatal-gatal. Pelepah daun juga diyakini mampu mengobati gigitan kalajengking.  Dewasa ini usaha pengembangan pengolahan talas semakin berkembang, seperti talas rebus, talas goreng, keripik talas ataupun pengolahan lebih lanjut seperti tepung talas yang digunakan sebagai bahan baku soup talas, roti, dodol, dan cookies (Apriani 2007).

Sebagai pengganti nasi, talas mengandung banyak karbohidrat dan protein yang terkandung dalam umbinya sedangkan daunnya dipergunakan sebagai sumber nabati. Selain itu talas mengandung beberapa unsur mineral dan vitamin serta sangat mudah dicerna. Talas mirip dengan kentang tetapi lebih bergizi dan merupakan sumber energi yang luar biasa hebatnya.

Sungguh memukau kandungan gizi dari talas, makanan yang sehat dan cocok untuk masyarakat modern yang telah mengedepankan kesehatan dalam kehidupan serta talas merupakan makanan alternative pengganti beras yang pada akhirnya dapat mencukupi pangan nasional.


Selain itu, manfaat talas yang lain adalah :

·        Di Indonesia masih menjadi makanan tambahan, diluar nasi dan sebagai bahan pembuat kue, sayur atau lauk pauk.
·            Di Irian sebagai makanan pokok masyarakat. Bahkan di beberapa pulau di Pasifik seperti Melanesia,Fiji,Samoa dan Hawai.
·         Talas sebagai sumber karbohidrat, protein dan lemak, mineral dan vitamin juga sebagai obat.
·             Daun sebagai sumber nabati.


                                                    
  Kesimpulan               :          
        
                   Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah : Sifat fisik berbagai macam umbi-umbian meliputi warna, tekstur, bau, dan rasa. Macam umbi misalnya ubi cilembu, singkong, kentang, dan talas. Ubi cilembu memiliki warna kuning, bertekstur sangat keras, berbau ubi segar dan berasa hambar. Ubi kayu memiliki warna luar coklat, warna daging putih tulang.

Daftar Pustaka           :
            Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat
            Suyatno. 2010. web online http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2010/04/DKBM-Indonesia.pdf. (diakses pada hari selasa, 2 April 2013 jam 08.28 WIB)
            Winarno, F.G.. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama




                                                                                                     Padang, 21 Oktober 2013
Pembimbing Pratikum,                                                                Yang Membuat Laporan,


(                                   )                                                                  (  ASIH RAMABETTRI )
                                                                                                               NIM. 132110107