LAPORAN ILMU PANGAN DASAR
Pemilihan Bahan Pangan dan Hasil Olah Berdasarkan Standar Mutu
Umbi-umbian
Oleh :
GOL. 10
KELAS I A
1. ASIH RAMABETTRI ( NIM. 132110107 )
2. MENTARI
ADESTYA NINGSIH (NIM. 132110124)

KEMENTRIAN KESEHATAN
JURUSAN GIZI POLTEKKES PADANG
2013
LAPORAN PRATIKUM ILMU PANGAN DASAR
Judul pratikum
: Pemilihan Bahan Pangan
dan Hasil Olah Berdasarkan Standar Mutu Umbi-umbian
Topik
Pratikum : Talas
Praktek ke / Gol : 6 / 10
Hari / tanggal : Selasa / 8 Oktober 2013
Tujuan Pratikum :
1.
Mahasiswa mampu menentukan persamaan dan perbedaan masing-masing
jenis umbi-umbian berdasarkan ciri-ciri yang ada.
2.
Mahasiswa mampu menentukan persamaan dan perbedaan
hasil olah umbi-umbian berdasarkan ciri yang ada.
3.
Mahasiswa mampu menentukan berbagai jenis umbi-umbian
dan hasil olahnya.
Tinjauan
pustaka :
Umbi–umbian dibedakan
berdasarkan asalnya yaitu umbi akar dan umbi batang. Umbi akar atau batang sebenarnya merupakan bagian akar atau
batangyang digunakan sebagai tempat menyimpan makanan cadangan. Yang termasuk
umbi akar misalnya umbi kayu dan bengkuang, sedangkan ubi jalar, kentang dan
gadung merupakan umbi batang.
Indonesia sebagai salah satu pusat keaneka ragaman hayati di dunia, memiliki banyak tanaman pangan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan lebih optimal. Diantaranya adalah umbi–umbian yang berpotensi sebagai sumber karbohidrat. Umbi–umbian yang layak dikembangkan sebagai lahan pangan adalah kimpul, garut, ubi ganyong dan ubi jalar.
Indonesia sebagai salah satu pusat keaneka ragaman hayati di dunia, memiliki banyak tanaman pangan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan lebih optimal. Diantaranya adalah umbi–umbian yang berpotensi sebagai sumber karbohidrat. Umbi–umbian yang layak dikembangkan sebagai lahan pangan adalah kimpul, garut, ubi ganyong dan ubi jalar.
Umbi–umbian selain sebagai
sumber karbohidrat juga merupakan sumber cita rasa dan aroma karena mengandung
aleoresin.
Komponen zat gizi tertinggi pada umbi–umbian adalah karbohidrat, biasanya dalam bentuk pati. Seringkali umbi–umbian juga mengandung racun dan minyak asitri.
Komponen fisik ubi kayu terdiri dari kulit, biasanya terdapat 2 lapis kulit yaitu kulit kulit luar dan kulit dalam Kemudian diikuti oleh daging ubi kayu yang terdiri dari lapisan cambium dan daging umbi. Warna daging umbi kayu putih, kuning atau gading dan umbi tersebut ada yang manis dan ada yang pahit.
Ubi kayu termasuk umbi bakar yang mengandung cadangan enersi dalam bentuk karbohidrat (amylum). Tanaman ubi kayu dapat dikomsumsi umbinya dan daunnya. Umbi singkong mengandung sedikit protein, tetapi daunnya mengandung protein cukup tinggi, sehingga bila dimasak dengan masakan daunnya, akan terdapat akar yang cukup baik. Daun ubi kayu juga mengandung banyak karoten, sehingga merupakan sumber vitamin A yang baik. Kadar zat–zat gizi di dalam gaplek lebih tinggi dibandingkan dengan singkong basah, karena dihilangkannya berat air. Vitamin A tidak terdapat dalam singkong basah maupun di dalam gaplek. Vitamin C masih terdapat di dalam umbi singkong basah, tetapi prosese membuat gaplek menyebabkan kadar vitamin C di dalam hasil olahnya menjadi nihil.
Ubi jalar yang belum dipanen dan masih melekat pada pohonnya, tidak dapat bertahan lama seperti singkong, mudah menjadi busuk atau mudah dimakan hama (burik, kulanas). Tetapi bila dipanen ubi jalar lebih tahan lama untuk disimpan, dibandingkan dengan singkong. Kelemahan dari bahan pokok nonberas adalah daya simpangnya pendek karena kadar airnya cukup tinggi (60-80%). Oleh karena itu, upaya penurunan kadar air perlu dilakukan untuk memperpanjang daya awetnya. Ubi jalar dapat diolah menjadi produk setengah jadi, seperti chi (sawut kering), tepung dan pati.
Bahan : Talas
Alat :
§
Timbangan
§
Jangka sorong
§
Pisau
§
Panci
§
Talenan
Prosedur Pratikum :
1.
Gambar bentuk utuh
masing-masing bahan untuk mengetahui bentuk
2.
Ukur panjang, lebar dan
diameter masing-masing bahan untuk mengetahui ukuran
3.
Timbang berat masing-masing
untuk mengetahui kisaran berat kotor dan berat bersih, hitung BDD (Berat yang
Dapat Dimakan). Kemudian timbang sebesar 100 gr dan nyatakan dalam URT (Ukuran
Rumah Tangga).
4.
Catat warna kulit dan daging
masing-masing umbi
5.
Amati perubahan warna yang
terjadi setelah daging umbi diiris dan catat waktu sejak diiris sampai imbul
warna coklat
6.
Catat warna, aroma dan
kehalusan dari hasil olah umbi-umbian.
Hasil Pratikum :
Pengamatan Sifat Fisik dan Penentuan
Mutu Umbi-Umbian dan Hasil Olahannya
Nama
Bahan
|
Gambar
Bentuk
|
Ukuran
(cm)
|
Berat
|
|||
P
|
L
|
D
|
Kotor
|
Bersih
|
||
Talas
|
Lonjong
panjang
|
20
|
2.8
|
2.8
|
300
gram
|
220
gram
|
Warna
|
Waktu
Perubahan Warna
|
kehalusan
|
aroma
|
|
Kulit
|
Daging
|
|||
Coklat
Muda
|
Putih
|
09.35-10.05
|
Halus
/ lembut seratnya
|
Wangi bergetah talas
|
Pembahasan :
Talas atau talas bogor (Colocasia
giganteum Hook., suku talas-talasan atau Araceae) merupakan tumbuhan penghasil umbi,
populer ditanam terutama di wilayah Indonesia bagian barat. Talas mirip dengan taro namun menghasilkan umbi yang lebih besar.
Daun talas berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat
digunakan sebagai pelindung kepala bila hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi
rambut-rambut halus yang menjadikannya kedap air karena air akan mengalir
langsung meninggalkan permukaan daun. Daunnya juga sebagai pakan ikan gurame.
Umbi talas dapat diolah dengan dikukus, direbus, atau
digoreng setelah dipotong-potong kecil. Daun talas dapat dipakai sebagai
pembungkus. Daun talas juga dapat dimakan dan dijadikan pembungkus makanan yang
dikenal sebagai buntil.
1.
Kandungan Gizi Talas
Talas mengandung
karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin. Kandungan protein daun talas lebih tinggi dari
umbinya. Pada talas bogor, talas semir dan talas bentul kandungan protein kasar
berat kering daun adalah 4,24%-6,99% sedangkan pada umbinya sekitar
0,54%-3,55%. Rasa gatal di mulut setelah makan talas disebabkan oleh
kristal-kristal kalsium oksalat. Kalsim oksalat hanya menyebabkan gatal-gatal
tanpa gangguan lain. Zat tersebut dapat dikurang dengan pencucian banyak air.
2.
Manfaat Talas
Manfaat utama umbi talas adalah sebagai bahan pangan sumber
karbohidrat. Bagian tanaman ini yang dapat dimakan yaitu umbi, tunas muda, dan
batang daun (Purwono & Purnamawati, 2008). Selain itu, umbi talas juga
banyak dibuat makanan ringan seperti keripik dan getuk talas (Purwono &
Purnamawati, 2008).
Menurut Danumiharja (1978) umbi, pelepah, dan daun talas
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat, maupun pembungkus makanan,
sedangkan daun, kulit dan ampas umbinya dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan
ternak. Selain dapat digunakan sebagai bahan pangan talas juga digunakan untuk
minuman. Akar rimpangnya jika difermentasikan dan ditambah gula serta semacam
jagung (Kaffir corn) dan air akan menjadi sejenis bir. Penggunaan talas
sebagai obat tradisional adalah pembuatan bubur akar rimpang talas yang
dipercaya sebagai obat encok. Selain itu cairan akar rimpang sebagai obat
bisul, sementara getah daunnya sering digunakan untuk menghentikan pendarahan
karena luka dan sebagai obat untuk bengkak. Pelepah dan tangkai daun yang
dipanggang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi gatal-gatal. Pelepah daun juga
diyakini mampu mengobati gigitan kalajengking. Dewasa ini usaha
pengembangan pengolahan talas semakin berkembang, seperti talas rebus, talas
goreng, keripik talas ataupun pengolahan lebih lanjut seperti tepung talas yang
digunakan sebagai bahan baku soup talas, roti, dodol, dan cookies (Apriani
2007).
Sebagai pengganti nasi, talas mengandung banyak karbohidrat
dan protein yang terkandung dalam umbinya sedangkan daunnya dipergunakan
sebagai sumber nabati. Selain itu talas mengandung beberapa unsur mineral dan
vitamin serta sangat mudah dicerna. Talas mirip dengan kentang tetapi lebih
bergizi dan merupakan sumber energi yang luar biasa hebatnya.
Sungguh memukau kandungan gizi dari talas, makanan yang
sehat dan cocok untuk masyarakat modern yang telah mengedepankan kesehatan
dalam kehidupan serta talas merupakan makanan alternative pengganti beras yang
pada akhirnya dapat mencukupi pangan nasional.
Selain itu, manfaat talas yang lain adalah :
· Di Indonesia masih menjadi makanan
tambahan, diluar nasi dan sebagai bahan pembuat kue, sayur atau lauk pauk.
·
Di Irian sebagai makanan pokok masyarakat. Bahkan di
beberapa pulau di Pasifik seperti Melanesia,Fiji,Samoa dan Hawai.
·
Talas sebagai sumber karbohidrat,
protein dan lemak, mineral dan vitamin juga sebagai obat.
·
Daun sebagai sumber nabati.
Kesimpulan :
Adapun kesimpulan dari
percobaan ini adalah : Sifat fisik berbagai macam umbi-umbian meliputi warna, tekstur,
bau, dan rasa. Macam umbi misalnya ubi cilembu, singkong, kentang, dan talas.
Ubi cilembu memiliki warna kuning, bertekstur sangat keras, berbau ubi segar
dan berasa hambar. Ubi kayu memiliki warna luar coklat, warna daging putih
tulang.
Daftar Pustaka :
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu
Gizi. Jakarta: Dian Rakyat
Suyatno. 2010. web online http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2010/04/DKBM-Indonesia.pdf. (diakses
pada hari selasa, 2 April 2013 jam 08.28 WIB)
Winarno, F.G.. 2004. Kimia
Pangan Dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Padang, 21 Oktober 2013
Pembimbing Pratikum,
Yang Membuat Laporan,
( )
( ASIH RAMABETTRI )
NIM. 132110107